Meja Dapur

Vaksinasi Berbayar


Vaksin Covid Berbayar



Beberapa hari ini jagad informasi diramaikan dengan pernyataan PT. Kimia Farma Tbk yang akan menyediakan layanan Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Individu atau Vaksinasi Berbayar mulai hari Senin tanggal 12 Juli 2021.



Wah… apakah itu artinya Vaksin Covid tak gratis lagi?



Melihat berita itu, pikiran Bunda langsung melayang pada situasi secara luas di masyarakat, dimana untuk yang pelayanan yang gratis saja masih sulit pelaksanaannya, apalagi bila berbayar.

Berita tersebut langsung menjadi viral, dengan berbagai reaksi dan tanggapan. Ada yang setuju namun lebih banyak yang memintanya untuk ditunda. Dan efek dari semua itu, berita terbaru telah direlease bahwa pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong akan ditunda pelaksanaannya.

Pemerintah sendiri melalui Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengklaim bahwa vaksin berbayar atau vaksinasi Gotong Royong adalah keinginan rakyat. hal ini tercetus dari sejumlah elemen masyarakat yang ingin membantu pemerintah yang berinisiatif membantu percepatan target vaksinasi Covid-19.




Mengapa hal ini bisa menjadi topik pembicaraan yang heboh
dan manfaat apa yang didapat dari vaksinasi itu sendiri?




Untuk dapat memahaminya, yuk kita kenalan dulu dengan tokoh utama keributan ini, yaitu Virus Covid-19.



COVID-19


COVID-19 adalah penyakit saluran pernafasan menular yang disebabkan oleh virus baru SARS-CoV-2.

Virus Covid-19
source: News Medical


Wabah penyakit Covid-19 telah menyebar hampir di seluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu WHO (World Heatlh Organisation / Badan Kesehatan Dunia) secara resmi menyatakan bahwa Virus Corona (Covid-19) sebagai pandemi. Dan negara kita termasuk salah satu yang mendapat dampak virus tersebut

Merebak pertama kali dari Wuhan China, akhir Desember 2019 dan pada akhirnya virus Corona yang menyebabkan penyakit COVID-19 telah menyebar hingga lebih dari 80 negara.




Apakah virus ini berbahaya?


Penularan Covid
Source: wikidata


Ya, virus COVID-19 ini berbahaya dan dapat menyebar dengan cepat. Jika tidak segera ditangani dengan tepat akan menyebabkan sakit yang parah, bahkan bisa membawa kematian. Terutama pada kelompok orang yang rentan seperti MANULA, ibu hamil, dan Komorbid (orang dengan penyakit penyerta seperti jantung, darah tinggi, penyakit paru, dan lain-lain).


GEJALA YANG DITIMBULKAN

Pasien yang terpapar virus Covid-19 pada awalnya hanya merasakan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala (asimtomatik). Kalaupun ada hal yang dirasakan kurang nyaman, pada umumnya dianggap biasa saja karena menyerupai tanda-tanda penyakit influenza. 

Pendeteksian dini ini sangat diperlukan, karena seringkali pengabaian gejala membuat penderita Covid-19 kadang terlambat ditangani.


Yang juga harus diperhatikan adalah bila seseorang yang terpapar virus ini tidak memiliki gejala, bukan berarti dia tidak bisa menularkannya pada orang lain.


Beberapa gejala yang umum terjadi adalah:

  • Batuk
  • Kelelahan
  • Demam
  • Nyeri otot atau nyeri tubuh
  • Mual
  • Diare
  • Sakit tenggorokan
  • Kehilangan kemampuan indra perasa dan penciuman (anosmia)


Nah Sobat Bunda, kalau kamu mengalami salah satu atau bahkan lebih gejala diatas, ada baiknya segera memperhatikan perkembangannya dan memperbaiki asupan. 

Dan yang paling penting adalah segera mengkarantina diri agar tidak menularkannya pada orang lain apalagi keluarga yang tinggal bersama dengan kita.


POLA PENULARAN

Sampai saat ini, virus covid-19 masih menghantui masyarakat di seluruh belahan dunia. Tak hanya karena jumlah kasusnya yang terus naik, tetapi cara penularannya pun semakin bervariasi sehingga membuat masyarakat makin khawatir.

Ditambah lagi belakangan ini marak informasi tentang munculnya varian baru dari virus ini yang berasal dari India yaitu virus varian Delta.


Setelah mengetahui gejala dasar, sebaiknya Sobat Bunda juga memahami pola penularannya agar dapat melakukan pencegahan.


Berdasarkan beberapa referensi, penularan virus Covid-19 bisa terjadi melalui:

Tetesan pernapasan (droplet)

Seseorang yang telah terinfeksi virus ini dapat menyebarkan virus ini ke udara ketika yang bersangkutan batuk, bersin atau berbicara. Ketika itu terjadi, droplet atau partikel kecil (aerosol) membawa virus ke udara dari hidung atau mulutnya. Dan apabila pada saat yang bersamaan ada orang dalam jarak 2 meter darinya, virus yang ada di udara bisa terhirup kedalam pernapasannya.

Transmisi Udara

Penularan ini masih terkait dengan tetesan pernapasan (droplet) yang menyebar ke udara. Penelitian menunjukkan bahwa virus dapat hidup di udara hingga 3 jam.

Transmisi Permukaan Benda

Penyebaran virus juga dapat terjadi ketika droplet mencemari permukaan / benda. Sehingga menciptakan fomites (permukaan yang terkontaminasi. Orang yang sehat bisa tertular bila menyentuh benda yang permukaannya telah terkontaminasi.

Transmisi lainnya

RNA virus corona juga telah terdeteksi dalam sampel biologis lainnya, termasuk urin dan feses dari beberapa pasien. Sebuah studi menemukan adanya virus corona dalam urin satu pasien. Namun, hingga saat ini, belum ada laporan yang diterbitkan tentang transmisi SARS-CoV-2 melalui feses atau urin.


PENCEGAHAN

Dengan mengenali gejala dan pola penularan, Sobat Bunda bisa melakukan pencegahan.

Sebenarnya pencegahan ini tidak sulit, hanya memerlukan disiplin dan konsistensi untuk melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini selalu diingatkan oleh pemerintah juga tenaga kesehatan, agar semua masyarakat dapat terlindung dari virus ini.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, pemerintah membuat pedoman dan protokol kesehatan untuk menghadapi virus corona.



Di negara kita protokol kesehatan ini dikenal dengan sebutan 5M;


Mencuci Tangan

Untuk hasil yang maksimal, kamu disarankan untuk mencuci tangan setidaknya selama 20 detik beberapa kali sehari, terutama saat:

    • Sebelum memasak atau makan;
    • Setelah menggunakan kamar mandi;
    • Setelah menutup hidung saat batuk atau bersin.

Memakai Masker

Ketika keluar rumah dan berinteraksi dengan keramaian, Sobat Bunda wajib menggunakan masker ya!


Lalu bagaimana bila di dalam rumah?


Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention, USA), penggunaan masker di dalam rumah perlu dilakukan ketika:

    • Terdapat anggota keluarga yang terinfeksi COVID-19.
    • Terdapat anggota keluarga yang berpotensi terkena COVID-19 karena aktivitas di luar rumah.
    • Merasa terjangkit atau mengalami gejala COVID-19.
    • Ruangan sempit.
    • Tidak bisa menjaga jarak minimal dua meter.


Menjaga Jarak

Jarak yang harus dijaga ketika berinteraksi dengan orang lain minimal 1 meter, hal ini untuk menghindari terkena droplets dari orang yang bicara, batuk, atau bersin.

Bila tidak memungkinkan melakukan jaga jarak, maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya seperti pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, membuat partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar, dan sebagainya.

Menjauhi Kerumunan/Keramaian

Semakin sering kamu bertemu orang, maka kemungkinan terinfeksi virus corona pun semakin tinggi. Untuk itulah menghindari kerumunan, keramaian, apalagi tempat yang berdesakan adalah hal yang sangat penting untuk di taati.

Mengurangi Mobilitas

Semakin banyak dirimu menghabiskan waktu di luar rumah, maka semakin tinggi pula kemungkinan untuk terpapar virus ini. 

Meskipun badan sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum tentu dirimu pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama. Pasalnya, virus corona dapat menyebar dan menginfeksi seseorang dengan cepat atau droplet menempel di permukaan barang yang kamu pakai atau di telapak tangan.



Alangkah sayangnya hanya gara-gara abai dengan protokol Kesehatan, kita malah membawa virus ke dalam rumah.


5M
Source: kemenkes.go.id

 

Ingat ya Sobat Bunda, patuh pada Protokol Kesehatan itu WAJIB !


CARA EFEKTIF MENCEGAH PENULARAN VIRUS

Ketika gejala timbul, sebaiknya Sobat Bunda langsung melakukan langkah-langkah berikut dengan koordinasi dengan tenaga Kesehatan terdekat / rujukan;


Pemeriksaan

Aktifitas yang dilakukan untuk penegakan diagnosis dari kasus COVID-19 melalui uji laboratorium. Umumnya di awali dengan pemeriksaan Rapid Antigen yang dapat ditingkatkan ke test PCR (Polymerase Chain Reaction) / PCR SWAB apabila hasil Rapid Antigennya positif.

Test rapid antigen mendeteksi antigen yang merupakan protein yang disandi oleh genetik virusnya sendiri.

Karena itu hasilnya lebih mirip tes PCR. Pengambilan sampelnya pun serupa, yaitu menggunakan swab hidung atau tenggorokan.

Walau cara pengambilan samplenya sama namun rapid merujuk pada proses pemeriksaan yang lebih cepat dibanding tes PCR. Jika tes PCR membutuhkan proses berjam-jam, rapid test antigen hanya butuh 15 menit. Karena itu sensitivitas hasilnya pun lebin rendah dibanding PCR.


Antigen, Antibodi dan Swab
Source: detik.com


Pelacakan

Aktifitas yang dilakukan untuk mencari dan memantau kontak erat dari kasus konfirmasi, kasus suspek atau kasus probable.


Kasus konfirmasi:

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR, baik memiliki gejala atau tidak bergejala.

Kasus Suspek:

    • Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan penularan lokal.
    • Seseorang dengan salah satu gejala/ tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.
    • Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan penularan lokal.
    • Seseorang dengan ISPA berat/ pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Kasus Probable:

Kasus suspek dengan ISPA Berat/ gangguan pernafasan akut (ARDS)/ meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR (termasuk yang tidak ada hasil pemeriksaan laboratorium RTPCR).

 

Setelah diketahui kondisi pasien, sebaiknya langsung dilakukan Contact Tracing / Pelacakan Kontak terdekat.


Bagan Pelacakan
Source: kemkes.go.id

 

Pelacakan Kontak (contact tracing) adalah proses untuk mengidentifikasi, menilai dan mengelola orang-orang yang berkontak erat terutama dengan kasus konfirmasi / probable untuk mencegah penularan selanjutnya. 

Kegiatan ini penting karena kasus konfirmasi dapat menularkan penyakit sejak 2 hari sebelum hingga 14 hari sesudah timbulnya gejala.


Karantina

Untuk menjaga supaya orang-orang di sekitar kita tidak tertular dan memudahkan petugas kesehatan untuk memantau kesehatan orang yang dikarantina/isolasi.

Karantina adalah upaya memisahkan seseorang yang terpapar COVID-19 (baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas) meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang dalam masa inkubasi yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan.


Karantina dilakukan meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang dalam masa inkubasi. Dan seseorang dinyatakan selesai karantina apabila exit test pada hari kelima memberikan hasil negatif.


Isolasi

Jika exit test positif, maka orang tersebut dinyatakan sebagai kasus terkonfirmasi COVID-19 dan harus menjalani isolasi. Jika exit test tidak dilakukan maka karantina harus dilakukan selama 14 hari.

Isolasi adalah upaya memisahkan seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan COVID-19 atau seseorang terkonfirmasi COVID-19, dari orang yang sehat yang bertujuan untuk mengurangi risiko penularan.

Kriteria selesai isolasi dan sembuh pada kasus terkonfirmasi COVID-19 menggunakan gejala sebagai patokan utama:
  • Pada kasus terkonfirmasi yang tidak bergejala (asimtomatik), isolasi dilakukan selama sekurang-kurangnya 10 hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
  • Pada kasus terkonfirmasi yang bergejala, isolasi dilakukan selama 10 hari sejak muncul gejala ditambah dengan sekurang-kurangnya 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan. Sehingga, untuk kasus-kasus yang mengalami gejala selama 10 hari atau kurang harus menjalani isolasi selama 13 hari
Rata-rata masa inkubasi COVID-19 adalah 5-6 hari walaupun pada sedikit kasus dapat mencapai 14 hari. Seseorang yang tertular dapat menjadi sumber penularan mulai sekitar 2 hari sebelum orang tersebut menunjukkan gejala


Nah Sobat Bunda, gimana nih? Apakah sudah paham tentang virus Covid-19, pola penularan dan pencegahannya?



Korban sudah makin banyak, bahkan banyak rumah sakit yang sudah tidak mampu menampung para pasien. Bahkan banyak pasien dan keluarganya yang merasa kecewa karena tidak tertangani dengan baik. Bukan hanya itu, dari sisi tenaga Kesehatanpun juga sudah banyak yang terpapar.


Waktu seakan tiada hentinya berkejaran dengan virus ini. setiap hari makin miris saja kita mendengar berita duka baik dari media bahkan tetangga ataupun kerabat.

VAKSINASI

Selain langkah pemeriksaan, pelacakan, karantina dan isolasi tadi, vaksinasi juga di galakkan untuk diberikan kepada setiap orang.

Vaksin adalah zat yang sengaja dibuat untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh dari penyakit tertentu, sehingga bisa mencegah terjangkit dari penyakit tertentu tersebut.

Penelitian dan penemuan vaksin menjadi menjadi prioritas saat terjadi wabah, terutama yang disebabkan oleh virus baru seperti corona.

Vaksinasi adalah kegiatan pemberian vaksin kepada seseorang di mana vaksin tersebut berisi satu atau lebih antigen.


Suntik Vaksin
Source: halodoc.com


Saat vaksin dimasukkan ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan melihatnya sebagai antigen atau musuh.


Tujuan Vaksinasi

  • Memberi perlindungan agar tidak tertular atau sakit berat akibat COVID-19 dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh dengan pemberian vaksin.
  • Melindungi orang lain, Jika cakupan vaksinasi tinggi dan merata di suatu daerah, maka akan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
  • Menghentikan penyebaran virus covid-19; Pada dasarnya, vaksinasi diadakan bukan hanya bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit dan menghentikan wabah, tetapi juga dalam jangka panjang mengeliminasi atau bahkan memusnahkan penyakit itu sendiri
  • Membantu melindungi generasi selanjutnya; Dengan menurunkan laju infeksi Covid-19 dan memutus mata rantai pandemi Covid-19, kita pun dapat melindungi generasi selanjutnya dari penderitaan panjang terinfeksi penyakit ini.

Memandang itu semua, sudah tepat bila pemerintah menggalakkan vaksinasi massal di seluruh penjuru tanah air.


Jenis Vaksin 

Saat ini ada 3 vaksin yang dipergunakan di Indonesia, dimana masing-masing vaksin mempunyai karakteristik yang berbeda.

SINOVAC

Vaksin kedua buatan China ini telah mendapat izin penggunaan darurat (EUL) dari WHO, yang artinya Sinovac dinilai memenuhi standar persyaratan internasional terkait mutu dan keamanannya.

Efikasi vaksin Sinovac dalam uji klinis di Indonesia hanya 65,3 persen, yang masih memenuhi persyaratan WHO yakni di atas 50 persen

Riset awal pada tenaga kesehatan di DKI Jakarta yang mendapatkan vaksin Sinovac menunjukkan efektivitas di dunia nyata sebesar 90 persen lebih

Efek Samping vaksin Sinovac bersifat ringan hingga sedang seperti nyeri, indurasi atau iritasi, kemerahan, pembengkakan atau efek samping sistemik berupa myalgia atau nyeri otot, fatigue atau atau kelelahan dan demam

Dosis & Interval penyuntikan vaksin Sinovac: adalah 0,5 ml per penyuntikan, dengan jarak penyuntikan pertama hingga kedua 28 hari pada dewasa berusia 18-59 tahun.

Harga eceran maksimal vaksin Sinovac di Indonesia Rp. 200.000,- per dosis. Namun, rakyat Indonesia bisa menggunakan vaksin Sinovac secara gratis sesuai ketentuan yang berlaku

ASTRAZENECA

Vaksin yang dibuat oleh Universitas Oxford Inggris ini menjadi salah satu jenis vaksin corona (COVID-19) yang banyak digunakan berbagai negara di seluruh dunia .

Efikasi vaksin Astrazeneca dikatakan WHO 63,09 persen mampu mencegah gejala pada infeksi COVID-19.

Mengacu pada studi di Lancet, uji klinis tahap ke-3 di Brasil, Afrika Selatan, dan Inggris menunjukan efikasi vaksin COVID-19 AstraZeneca mencapai 70,4 persen

Efek Samping vaksin Sinovac Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menyatakan bahwa hingga Mei 2021, terdapat sekitar 9.000 kasus KIPI non-serius dan 18 kasus KIPI serius pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca. Keluhan non-serius mencakup demam, nyeri, mual, hingga lelah.

Namun, vaksin Astrazeneca beberapa kali diduga memicu kasus pembekuan darah, terlebih pada penerima vaksin berusia muda.

Dosis & Interval penyuntikan vaksin Astrazeneca: Penyuntikan  1 dan 2 vaksin AstraZeneca dengan dosis 0,5ml per penyuntikan bersela waktu 12 minggu atau sekitar 3 bulan.

Harga vaksin Astrazeneca Rp. 110.000,-  per dosis 

SINOPHARM

Adalah vaksin yang pertama dibuat oleh China. 

Efikasi Uji klinik fase 3 yang dilakukan pada lebih dari 42.000 subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara menunjukan, efikasi vaksin Sinopharm sebesar 78,02 persen. Berdasarkan pengukuran imunogenitas vaksin setelah 14 hari penyuntikan dosis ke-2, 98,09 persen orang dewasa dan 97,62 persen lansia mengalami pembentukan antibodi.

Terkait imunogenesitas, 99,52 persen orang dewasa dan 100 persen lansia menunjukkan pembentukan antibodi yang dapat menetralisasi virus SARS CoV-2.

Efek Samping lokal ringan mencakup rasa sakit dan kemerahan. Sedangkan efek samping sistemik mencakup sakit kepala, nyeri otot, diare, dan batuk.

Dosis & Interval penyuntikan vaksin sinopharm untuk indikasi membentuk antibodi yang memberikan kekebalan untuk melawan virus SARS CoV-2 dan mencegah COVID-19 pada orang dewasa di atas 18 tahun, dengan pemberian 2x dengan dosis  0,5ml per penyuntikan dengan durasi 21-28 hari.

Harga vaksin sinopharm lumayan tinggi, namun pemerintah Indonesia melalui Kemenkes telah mengeluarkan pengumuman resmi. Harga vaksin Sinopharm sebesar Rp. 321.660 per dosis. Sedangkan tarif pelayanan vaksinasi maksimal sebesar Rp. 117.910.



Sebelum melanjutkan membahas Vaksin Gotong Royong dan alasan kemunculannya, ada baiknya Bunda mengajak Sobat sedikit membahas tentang kemunculan virus covid varian baru dari India. 

VIRUS COVID VARIAN DELTA

Saat ini, virus baru varian delta yang pertama kali terdeteksi di India mencapai 6% dari kasus COVID-19 di Amerika Serikat. 

Menurut laporan dari HHS, di AS hal ini meningkat dua kali lipat sejak minggu lalu, dari 3% menjadi 6%. 

Di India, virus tersebut meledak pada bulan April dan Mei serta memicu krisis kesehatan masyarakat. 

Di Inggris virus varian delta sekarang menjadi jenis virus yang dominan. 

Di Indonesia, varian Covid-19 dari India, B1617 2, terdeteksi di Kudus, Jawa Tengah. Penyebaran virus varian baru tersebut dituding sebagai penyebab lonjakan kasus di wilayah tersebut.


Varian Delta
Source: elshinta.com

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Joerban mengatakan agar masyarakat waspada. Zubairi memperingatkan, jika masyarakat lalai, bahaya yang ditimbulkan bisa lebih besar. 

"Sedikit kelalaian kita, maka bisa menyebabkan bahaya lebih besar. Australia, yang kontrol perbatasannya ketat, bisa ditembus varian ini yang memang punya transmisibilitas lebih cepat dibanding varian lain. Waspada!" pesannya, melalui twitter, Minggu (13/6/2021).


Bisa Sobat bayangkan bagaimana hiruk pikuknya pemerintah mengatasi serangan virus mematikan ini. 

Belumlah beres penangan varian yang dari Wuhan, saat ini kita terancam dengan varian yang lebih ganas dan lebih cepat pergerakannya. Bahkan dilansir dari salah satu berita, bahwa varian ini juga sangat cepat menyerang anak-anak. 

Pada sebagian kasus, gejala awal kadangkala tidak kelihatan namun dalam waktu yang sangat cepat penderita bisa langsung dalam kondisi akut.

Menghadapi ini semua, saat ini tidak ada jalan lain selain melakukan percepatan vaksinasi. Untuk itulah  pemerintah mendorong adanya Vaksinasi Gotong Royong atau Vaksin Berbayar.


VAKSIN GOTONG ROYONG

Menyimak dari siaran pers yang dilakukan PT Kimia Farma Tbk, Vaksin Gotong Royong / Vaksin Berbayar secara resmi seharusnya sudah bisa didapat oleh perorangan atau individu dimulai per Senin (12/7/2021) di delapan klinik yang akan dibuka oleh PT Kimia Farma Tbk di enam kota Indonesia.

Sebelumnya, program vaksinasi gotong royong ini diperuntukkan bagi perusahaan yang ingin memberikan vaksin COVID-19 kepada karyawannya. Jadi, biayanya ditanggung oleh perusahaan dan tetap gratis untuk para karyawan.

Sebelumnya pada 5 Juli 2021 lalu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19. Dalam Permenkes terbaru, seseorang bisa 'beli' sendiri vaksin COVID-19 melalui vaksinasi gotong royong individu.

Vaksin Berbayar ini menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan program vaksinasi umum yang diterapkan secara gratis. Salah satu jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi gotong royong adalah vaksin COVID-19 buatan Sinopharm.

Sesuai dengan aturan yang berlaku, nantinya vaksin ini bisa didapat seharga Rp 321.660 per dosis dengan harga layanan Rp 117.910. Sehingga, total untuk mendapatkan satu dosis vaksin gotong royong individu ini adalah Rp 439.570.

Menurut Plt Direktur Utama Kimia Farma, Agus Chandra, terdapat tiga opsi pendaftaran vaksin gotong royong ini, yaitu:
  • Pertama, menelpon call center Kimia Farma di nomor 1-500-255
  • Kedua, mendaftar melalui situs resmi www.kimiafarmaapotek.co.id untuk kemudian diarahkan ke koneksi nomor Whatsapp
  • Ketiga, melalui aplikasi Kimia Farma Mobile yang dapat diunduh di Play Store atau App Store. Akan tetapi, aplikasi ini baru mulai bisa diakses pada Kamis (15/7/2021) karena masih dalam tahap penyempurnaan.
Setelah mendaftar, peserta akan diarahkan untuk mengisi, tanggal, waktu, dan lokasi untuk mendapatkan vaksin gotong royong individu yang sesuai dengan kebutuhan.

🙟Kesimpulan🙝

Vaksin covid-19 saat ini mutlak diperlukan untuk menahan lajunya penyebaran virus yang sangat mematikan. 

Semua daya upaya telah dilakukan pemerintah, namun bila tidak didukung oleh kesadaran masyarakat luas, tentunya ini menjadi pekerjaan yang sangat berat.

Gerakan vaksinasi gratis yang telah dilakukan diseluruh pelosok negeri bahkan juga dilaksanakan di berbagai belahan dunia, diharapkan mampu menjadi jawaban demi kesehatan setiap orang.

Dengan keterbatasannya, pemerintah sangat terbantu atas munculmnya kesadaran para pengusaha dan korporasi yang tergerak untuk melakukan vaksinasi kepada karyawannya. Tentunya mereka melakukan ini untuk juga menyelamatkan roda ekonomi usaha.

Dengan didukung kemampuan financial perusahaan ditambah regulasi yang memudahkan, diharapkan percepatan vaksinasi untuk seluruh masyarakat Indonesia akan terlaksana.

Vaksinasi Berbayar kini telah tersedia. 

Bagi sebagian masyarakat yang memiliki kemampuan dan ingin turut serta mengentaskan kesehatan masyarakat luas melawan Covid-19, pemerintah memberikan opsi untuk menyegerakan vaksinasi dengan memanfaatkan Vaksinasi Gotong Royong



Nah Sobat Bunda, kamu sendiri bila diberi pilihan mau vaksinasi gratis atau gotong royong?


Ohya, Bunda sendiri sudah melaksanakan vaksinasi covid 19, menggunakan vaksin sinovac. Tidak ada gejala khusus yang menyertai setelah penyuntikan, baik yang pertama maupun kedua.

Antara vaksin pertama dan kedua, diberi jeda waktu 28 hari. Alhamdulillah semua itu dilakukan untuk niat baik.

Ohya, selain berbagi informasi tentang kesehatan, Bunda juga senang bercerita banyak hal. Mau mengikuti tulisan Bunda yang lain? Sobat bisa main-main di akun Facebook atau Instagram.


Sehat itu Mahal

Meja dapur
Rujukan:

  • liputan6.com
  • detik.com
  • bisnis.com
  • covid19.go.id
  • tribunnews.com
  • indonesiabaik.id
  • halodoc.com
  • kemkes.go.id
  • kompas.com
  • sindonews.com
  • cnnindonesia.com
  • kontan.co.id
  • elshinta.com

Bagi siapapun yang ingin menjadikan artikel ini sebagai referensi, tolong cantumkan link di artikelnya. Mohon tidak untuk copas ya. Terima Kasih



Bunda Dina
Rasa ingin tahu, membuat aku jadi ingin berbagi. I love it

Related Posts

10 comments

  1. Kalau bagi yg mampu dan mau serta malas antre vaksin gratis, vaksin berbayar semakin mempercepat terjadinya herd immunity ya Bun. Biar cepet pulih nih Indonesia kita.

    ReplyDelete
  2. Masya Allah lengkap kali Bunda.

    Aku jadi ngerti deh. Khususnya vaksin gotong royong yang emang lagi rame.

    Pertanyaan serupa pula dalam pikiran saya, "Nah, berarti habis ini vaksin g gratis lagi? Padahal kan yng menerima vaksin belum banyak."

    Hiks ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masyarakat masih membutuhkan... Namun opsi berbayar untuk yang mampu juga boleh saja...

      Delete
  3. Dengar-dengar keputusan ini masih belum jelas mulai kapan diberlakukannya ya? Informasinya harus berimbang sih menurut saya kalo mengangkat masalah ini, karena riskan terjadi miss persepsi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes.. Di awal tulisan sdh di sampaikan, memang oleh pemerintah dintunda dulu. Dan di akhir Bunda masukkan kesimpulan dan tanya yang bisa menjadi pemikiran...

      Delete
  4. Thanks... Semua jadi pembelajaran

    ReplyDelete
  5. Mumpung gratis yuk vaksin :') terlepas dari masih wacana. Tp ngeri ya virus terus bermutasi, tadinya cuma droplet jadi bisa di udara :( stay safe

    ReplyDelete
  6. Wah.. Lengkap yaa bund, MasyaAllah.. Bunda keren nulisnya semangat bundaaa

    ReplyDelete

Post a Comment