Meja Dapur

Bullying / Perundungan, Sebab & Akibatnya

33 comments
Bullying

Assalamualaikum

Hai sobat... alhamdulillah kita bisa ketemu lagi ya.

Apa nih yang mau kita bahas kali ini?

Apakah sobat mengikuti berita tentang bullying terhadap seorang staf di lembaga pemerintah, yang saat ini masih hangat dibicarakan? 

Tarik-menarik antara korban dan pelaku, yang  juga menyeret nama baik lembaga itu sendiri, telah bergulir bak bola panas. 

Disini, Bunda tidak ingin membahas perkembangan berita tersebut, biarlah proses yang akan menyelesaikan. Namun, kita semua wajib berpikir dan bertanya mengapa bullying ini bisa dan kerap terjadi? apa penyebabnya? apa dampak/ akibat dari bullying tersebut?

Sebagian besar kasus bullying terjadi pada anak-anak atau remaja, namun ternyata ini juga berjadi pada orang dewasa.

Bismillah

BULLYING/ PERUNDUNGAN

Sebagian dari kita mungkin sering bercanda dengan teman-teman, yang terkadang berbentuk ejekan satu sama lain. Perilaku canda tersebut bisa saja dianggap adalah hal yang biasa, namun ternyata itu bisa termasuk dalam kategori bullying.

Perbedaan Bullying & Bercanda

Ada kalanya, arti bullying dan bercanda tidak bisa dibedakan karena keduanya bisa jadi bersifat iseng atau mengerjai anak yang menjadi korban. Namun, ada batasan yang sangat jelas antara bullying dan bercanda. 

Bercanda dilakukan orang, terutama anak-anak atau remaja, sebagai salah satu cara komunikasi dan bentuk interaksi sosial. Bercanda dapat mempererat hubungan pertemanan di antara mereka karena dapat tertawa bersama dan menjadi lebih akrab. Bahkan, sebagian bentuk candaan mungkin hanya dapat dilakukan pada mereka yang berteman akrab.

Sementara itu, perbedaan mencolok pengertian bullying dari candaan adalah terletak pada tujuan pelaku yang melakukan perundungan, biasanya karena perasaan benci dan memang bermaksud menyakiti. 

Bullying dilakukan bukanlah untuk membangun hubungan, melainkan untuk mempermalukan dan menyakiti korban sehingga pelaku merasa lebih hebat. 

Namun, perlu diwaspadai bahwa walaupun bercanda tidak memiliki tujuan awal buruk, tapi hal yang lucu bagi seseorang, mungkin tidak menyenangkan bagi anak lainnya. Pada saat candaan yang tidak menyenangkan terus dilakukan berulang kali dan membuat orang lain tersakiti, maka bercanda pun bisa berubah menjadi bullying.

Perlakuan Bullying

Bullying adalah perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh seseorang atau lebih kepada orang lainnya, yang dapat berupa:

  • menyakiti secara fisik, seperti memukul, mendorong, dan lain-lain.
  • menyakiti secara verbal, misalnya mengejek penampilan, menghina kemampuan, dan masih banyak lagi.
  • menjauhi dan mengucilkan seseorang 
  • menyebarkan isu, atau memanipulasi korban untuk mempercayai bahwa dia adalah pihak yang patut disalahkan

Bullying bisa saja terjadi di sekitar kita, baik itu disadari atau tidak.Tidak hanya dialami pada orang-orang yang saling kenal atau sering bertemu secara langsung, namun  juga terjadi pada orang yang tidak saling mengenal. Bullying juga bisa dilakukan lewat telepon, mengirim pesan melalui SMS atau email, atau meninggalkan komentar buruk di media sosial atau cyberbullying.

Bullying atau perudungan sendiri adalah sebuah perilaku penyalahgunaan kekuasaan atau ‘kekuatan’ yang bertujuan untuk menyakiti orang lain, baik dalam bentuk fisik, psikis atau perkataan sehingga sang korban seringnya akan merasakan sakit, depresi atau terjebak dalam keputusasaan. Biasanya, pelaku adalah orang yang merasa mempunyai posisi yang lebih tinggi atau lebih ‘kuat’ dari sang korban.

Yang menjadi masalah adalah bahwa bullying ini ternyata dapat berakibat buruk. 

Pernahkah sobat melihat seorang teman atau keluarga atau orang yang kalian kenal, tiba-tiba menunjukkan gejala depresi dengan menutup diri atau kehilangan minat pada apa pun. Bila ini terjadi, kita harus segera mengambil tindakan. Kebanyakan korban cenderung menutupi rasa sakit yang mereka derita.

Jika bullying begitu buruk dan hanya akan menyakiti orang lain, lantas, mengapa banyak orang yang  melakukannya?

Alasan Seseorang Melakukan Bullying

Menurut sebuah penelitian, kebanyakan bullying disebabkan oleh mentalitas yang dibangun oleh sebuah lingkungan (dapat terjadi di sekolah, rumah atau tempat kerja) sehingga memberikan pengaruh buruk pada tempat yang harusnya bisa menjamin keamanan atau kenyamanan seseorang
Para pelaku bully seakan mendapatkan kepuasan ketika menindas orang. Ada rasa superior/ merasa lebih kuat dan lebih berkuasa. Merasa bangga ada orang yang takut pada dirinya. Atau bisa juga karena pelaku merasa iri/ cemburu dengan prestasi atau popularitasnya terancam. 

Beberapa faktor yang menjadi pemicu seseorang melakukan bullying, antara lain:

  • Kurangnya rasa percaya diri, dan merasa 'lebih baik' ketika ada yang lebih lemah darinya
  • Kurangnya rasa empati, ini ditunjukkan dengan sikap membela diri dan membenarkan tindakan ketika dilakukan penyelidikan/investigasi
  • Kurang mendapat perhatian, merasa 'hebat' dan diperhatikan ketika melakukan bullying
  • Contoh/ pengaruh dari lingkungan yang buruk
  • Pernah mengalami bullying
  • Pelampiasan amarah, masalah di dalam dirinya

Umumnya pada pembully tidak menyadari akibat perbuatannya, sehingga tidak merasa bersalah. Bahkan merasa puas, tanpa memikirkan efek jangka panjang perbuatannya tersebut pada korban.

DAMPAK BULLYING PADA KORBAN

Bullying memiliki dampak yang luas; 

  • Bagi orang yang menjadi korban; umumnya mengalami masalah kesehatan fisik, sosial, emosional, mental dan juga masalah akademik/pekerjaan. Mereka merasakan gejala-gejala psikis seperti: depresi, cemas yang berlebihan, meningkatnya perasaan sedih, perubahan pola tidur dan makan, serta hilangnya minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.Untuk korban yang mampu bertahan, tidak jarang di kemudian hari akan melakukan tindakan balasan yang sangat kejam. Efek dari masalah ini bagi anak-anak  dapat bertahan hingga usia dewasa.
  • Bagi pelaku bullyingpelaku cenderung akan terlibat dalam kekerasan dan hal berisiko negatif lainnya,  di mana perilaku ini bisa terbawa hingga dewasa. Mereka cenderung lebih agresif dan mudah terlibat penyalahgunaan alkohol, narkoba, melakukan tindak pelecehan, perusakan, bahkan melakukan tindakan pidana setelah dewasa.
  • Bagi mereka yang menyaksikan seperti hanya kondisi pelaku, mereka dapat mengalami peningkatan penggunaan tembakau, alkohol atau obat-obatan, memiliki masalah kesehatan mental, temasuk depresi dan kecemasan serta abai dengan tanggung jawabnya untuk seolah/bekerja.

Dalam sebuah penelitian lain, disebutkan bahwa bullying akan menciptakan ketakutan berantai di lingkungan di mana tempat hal itu terjadi. hal ini dikarenakan kebanyakan orang akan  takut bila menjadi ‘korban’ selanjutnya. Bullying akan menghilangkan rasa aman yang harusnya tercipta di lingkungan tempat seseorang belajar atau bekerja.

Lebih menyedihkan lagi, di beberapa kasus, korban-korbanlah justru yang  keluar dari lingkungan kejadian (sekolah/tempat bekerja), akibat adanya rasa takut yang luar biasa, terkena depresi, mendapat gangguan kecemasan hingga penurunan kepercayaan diri. Bahkan ada kejadian bunuh diri karena tidak tahan menghadapi bullying.

SIKAP MENGHADAPI BULLYING

Bagaimana menyikapi perbuatan bullying?

Sisi Korban Bullying

Jika kita menjadi salah satu korban bullying, ada beberapa hal yang bisa di lakukan:

  • Temui seseorang yang kita percaya dan beri tahukan apa yang telah terjadi.
  • Jika bullying terjadi di area sekolah, maka segera memberi tahu seorang guru atau penasihat sekolah dan tanyakan apa yang bisa dilakukan untuk menindaklanjuti kejadian tersebut. 
  • Jangan takut untuk melaporkan tindakan bullying pada pihak yang memiliki wewenang. Jika kita berani, artinya kita telah membantu menyelamatkan diri sendiri dan korban bullying lainnya.
  • Tunjukkan sifat berani dan percaya diri, ketika  ada tanda-tanda akan terjadi  bullying, agar pembully berpikir ulang untuk melakukan tidakan itu pada kita berulang kali.

Sisi Orangtua Korban Bullying

  • Bantu anak untuk mencari solusi/ jalan keluar bersama; terutama bila terjadi pada remaja yang biasanya membuat anak merasa tidak berdaya, putus asa, dan ketakutan. Penting bagi orangtua untuk meyakinkan ananda untuk mencari jalan keluarnya bersama-sama.
  • Berikan dukungan serta semangat; orangtua sebaiknya memberikan keyakinan bahwa  akan selalu ada untuk mendukungnya dalam menghadapi masalah ini. Sampaikan juga padanya bahwa kita tidak marah atau kecewa padanya. Yakinkan padanya bahwa ini bukan salah dia.
  • Kumpulkan bukti untuk pihak berwenang; ketika anak menghadapi kasus bullying, simpan semua bukti yang ada bahkan lakukan visum jika diperlukan. Kemudian, tunjukkan pada pihak sekolah. Bila kondisi mengharuskan, orangtua juga bisa meminta bantuan dari pihak sekolah beserta kepolisian untuk menindak kasus tersebut jika sudah menyangkut fisik dan seksual.
  • Bangun kembali kepercayaan diri anak; Sebagai korban, sangat wajar bila anak sangat ketakutan, cemas, marah, dan sedih dalam waktu yang bersamaan. Disinilah peran orangtua untuk membuatnya tenang dan mengembalikan kepercayaan dirinya. Ajari dia untuk melawan hinaan atau ejekan dari pelaku dengan cara yang dewasa.
Family

ANTISIPASI MENGHADAPI BULLYING

Tidak bisa dipungkiri, sebagai orangtua kita tidak selalu bisa menyertai semua aktifitas anak. Bisa saja, dalam satu masa salah satu anggota keluarga menjadi korban perundungan ini. Oleh sebab itu, sedini mungkin orangtua melakukan langkah antisipasi; antara lain:

Beritahu Anak Mengenai ‘Bullying

Jelaskan pada mereka tentang apa itu bullying, serta tanamkan prinsip bahwa tindakan tersebut adalah sebuah perbuatan yang tidak benar. Dengan mengetahui dari awal mengenai bullying, anak-anak dapat secara cepat mengidentifikasi tanda-tanda awal ketika akan terjadi dan juga mencegah diri mereka untuk tidak  menjadi pelaku yang melakukan hal tersebut.

Jalin Komunikasi yang Terbuka dengan Anak 

Semakin sering orangtua memberitahu anak mengenai isu bullying, semakin terbuka juga dirinya untuk menyampaikan informasi bila dia mendeteksi tanda-tanda perilaku tersbut di suatu tempat. Tanyakan pada mereka ketika pulang sekolah  mengenai kegiatan dan aktifitas yang dilakukan baik saat belajar, bermain atau berselancar di dunia maya. Tiidak hanya sekedar kegiatannya tapi tanyakan juga tentang apa yang ia rasakan dan pikirkan.

Didik Anak-Anak untuk Menjadi Orang yang Baik

Ada tiga jenis orang dalam sebuah kegiatan perudungan: Si Pelaku, Si Korban, dan Si Pembela. Dengan mendidiknya menjadi orang baik, bukan saja menghindarkan dirinya dari perilaku bullying, tetapi juga akan menanamkan tekad pada dirinya untuk selalu memperilakukan semua orang dengan baik dan menghormati mereka. Dirinya kelak dapat menjadi Si Pembela dan menolong anak-anak yang tertindas.

Tanamkan Kepercayaan Diri pada Anak-Anak

Coba tanyakan minat apa yang kira-kira ia miliki, dan berikan ia satu lingkungan belajar yang kondusif yang terdiri dari anak-anak yang memiliki hobi yang sama. Cara ini dapat memberikan kepercayaan diri baginya, dan menghindarkannya dari pikiran dan pengaruh yang negatif.

Jadilah Bagian dari “Teman Online” Mereka

Cobalan untuk mengakrabkan diri  dengan aplikasi atau situs online yang sering digunakan oleh anak. Jelaskan pada mereka bahwa kehidupan di dunia maya dan nyata sebenarnya saling berkaitan erat, jadi mereka tetap harus berhati-hati saat bersikap dan menggunakan aplikasi yang digunakan banyak orang. Beritahu mereka juga tentang hal-hal yang mungkin mereka akan temui di dunia maya dan bahwa apa pun yang mereka lakukan akan memiliki resiko.

STAND UP ! 
Saatnya Kita Membela Mereka !

Stop Bullying

Walau identik dilakukan oleh kaum remaja, namun perudungan sebenarnya bisa terjadi di mana saja, termasuk di sekolah dasar, lingkungan kantor, masyarakat, secara online (cyber-bullying) hingga di dalam rumah.

Intervensi dari pihak lain sangat dibutuhkan dalam kasus-kasus perudungan. Kebanyakan kasus bullying yang berdampak ekstrim disebabkan oleh korban yang tidak mendapatkan pertolongan dari siapa pun.

Alhamdulillah

Nah, Sobat Bunda, semoga informasi ini bisa menambah wawasan kita dan membawa manfaat pada lingkungan. 

Mari kita menjaga lingkungan selalu kondusif, sehingga keluarga dan kerabat terhindar dari perilaku yang tidak menguntungkan ini. 

Insya Allah Meja Dapur blognya Bunda Dina akan terus berbagi informasi-informasi yang bermanfaat. Jangan lupa InstagramFacebook dan Twitter Bunda Dina juga selalu update lho. Selalu nantikan yang terbaru ya ...

Wassalam


By. Bunda Dina


Bagi siapapun yang ingin menjadikan artikel ini sebagai referensi, tolong cantumkan link di artikelnya. Mohon tidak untuk copas ya. Terima Kasih

Bunda Dina
Rasa ingin tahu, membuat aku jadi ingin berbagi. I love it

Related Posts

33 comments

  1. Agak ngeri kalau bicara bullying ke anak. Hiks. Semoga anak2 terhindar daei bullying dan dijauhkan dari sifat suka membully. Banyak yg kedoknya bercanda trs nnti dibilang baper :'( orang2 yg kaya gini wajib diedukasi sih. Biar bumi lebih ramah, no more bullying. Karena efek bully juga bs bgt membekas sampai kapanpun ya bun? Huhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sejak kecil anak-anak di ajarkan mencintai dan menghargai diri sendiri agar tumbuh rasa percaya dirinya dan berani membeli diri

      Delete
    2. Sepakat bun, jadi nggak hanya mengedukasi untuk nggak membuly tapi juga punya self defence buat bertahan dan menyikapi pembuly ya bun. Semoga anak2ku punya self defence yang baik menghadapi manusia2 seperti itu

      Delete
  2. Inilah bentuk kekhawatiran orang tua masa kini Bun! Bullying yang terjadi akhir-akhir ini kerap bikin bulu kuduk merinding. Bahkan sebagai orang dewasa saja, Aku ga berpikir untuk melakukan perundungan seperti yang tersebar belakangan ini.

    Setuju banget dengan pemecahan kasus bullying salah satunya adalah kembali kepada fitrah keluarga dalam mendidik anak. Didik mereka menjadi anak baik. Kembalikan pada nilai-nilai Islami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tanamkan juga rasa percaya diri sehingga dia berani membela diri

      Delete
  3. Bully masih menjadi PR besar bagi seorang pengajar di sekolah,
    Betul sekali mbak, bahwa bully berdampak pada si korban,,
    Dan anak anak masih belum bisa membedakan mana becanda mana bully

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Pak Hamdan. Dan jangan salah, kadang kita yang 'lebih tua' pun tanpa sadar memberi contoh 'canda' atau 'iseng' yang pada dasarnya bully.
      Sangat tidak mudah menahan laju perilaku. lebih baik, anak kita yang diperkuat agar mampu menghadapi dan mensiasati

      Delete
  4. Memberikan edukasi sejak dini terkait bullying ke anak ini juga butuh ya bund.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak.... sama-sama belajar. Komunikasi yang baik dan bonding yang kuat, akan melindungi anak dari bullying

      Delete
  5. Dri jaman ku SD dlu emang dah byk bullying ya Bun, tpi makin kesini emang makin mengerikan bahkan sampai jajaran pekerja jga ya, smoga byk yg segera insyaf

    ReplyDelete
    Replies
    1. begitulah jaman. Apalagi media yang mengajarkan / memberi contoh / menayangkan bully bertebaran dimana-mana. mudah sekali untuk menirunya

      Delete
  6. Dampak bullying memang sangat parah dan lama. Saya termasuk yang pernah merasakan perundungan waktu kecil dan dampaknya masih sangat terasa sampai sekarang. Rasa minder, marah, dan tak nyaman pada beberapa kondisi masih sangat terasakan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama pak, saya bahkan dibully kerabat sendiri... di bodoh-bodohi, yang membuat lama tak percaya diri.

      Delete
  7. Terkadang tidak disadari ternyata yang dimaksud bercanda lebih banyak membawa bullying pada lawan bicara kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pak Gie. Bunda pun menyesal dulu suka becandain teman, semoga dia tidak berpikiran buruk dan memaafkan kekhilafan Bunda.
      Gak bisa kita minta excuse ... 'namanya juga anak-anak' untuk menghalalkan sikap menyakiti orang lain (udah nyakitin, ech... diketawain lagi!)

      Delete
  8. Aah, tipsnya buat antisipasi bullying emang cucok meong, Buuun. Makasih yaaa

    ReplyDelete
  9. Stop bullying mulai dari keluarga ya bund .. sedih juga denger berita kasus bullying yang lagi viral. Parah sih ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perkuat tatanan keluarga... baik untuk menghindari atau menghadapi bullying

      Delete
  10. Masya Allah aku sepakat bHwa bulliying ini perlu kita banyak kasih edukasi y berkaitanhal ini.

    ReplyDelete
  11. PR kita banyak ya bun, selain menguatkan anak-anak kita sendiri juga berupaya agar rantai setan bullying ini berhenti.

    ReplyDelete
  12. bullying dan bercanda itu hampir mirip ya Bund, tapi biasanya kalau bercanda ada yang kebablasan sampai bikin sakit hati, naudzubillahimindzalik semoga kita semua dihindarkan dari sikap negatif seperti ini :( semoga kita semua masih bisa berkomunikasi dengan memanusiakan manusia ya Bun :) aamiin

    ReplyDelete
  13. Betul sekali bunda. Saya dulu sering jadi korban bullying saat SMA. Saya tahu mereka hanya bercanda. Tapi efeknya benar-benar ngena di mental. Untung saya bisa bangkit dan sedikit demi sedikit bisa unjuk prestasi...

    ReplyDelete
  14. Nah ini dia peran orangtua yang anaknya jadi korban bullying yang palung berat. Yaitu dalam mgajari anak untuk melawan hinaan atau ejekan dari pelaku dengan cara yang dewasa.kadang udah sampe ke psikologis anak, jadi mayan efforts untuk mengatasinya. Thanks sharingnya Bun!

    ReplyDelete
  15. Salah satu peran ayah dalam mendidik anak adalah membuat anak yang tahan banting, bisa adventure, dan bisa mengatasi permasalahan sekitar, seperti di bullying saudara juga bisa menjadi salah satu pendidikan menempa anak menjadi lebih kuat.

    So, perlu jug aornag tua mengenalkan ini kepada anak, ini namanya bercanda, ini bullying (bercanda kelewatan dan menyakitkan).

    ReplyDelete
  16. Ngeri-ngeri sedap jadinya kalau bahas soal bullying. Kadang beberapa orang tidaj menyadari kalau perbuatannya itu menjerumus ke bullying. Terus mereka akan gampang berdalih dengan kata, "gitu aja kok baper, kan cuma bercanda" hmm, gemes deh ya jadinyaaa

    ReplyDelete
  17. Bullying...jujur gemes banget yah. Meskipun kadang introspeksi diri juga, jangan-jangan tanpa disadari saya juga pernah membully orang. sebagai orang tua kadang ada kata-kata salah yang keluar ke anak. hiks

    ReplyDelete
  18. wah ini penting ya bun, gimana kita mengajari anak agar tidak melakukan bullying dan mengantisipasi agar tidak menjadi korab bullying. harus diajarkan sejak dini nih..

    ReplyDelete
  19. Bullying memang meresahkan. Masa remaja, saya sering mendapatkan perundingan, dan ini sangat mengganggu hingga saya dewasa. Semoga kita bisa meneladani sifat Nabi yang mengasihi dan tak menebar benci.

    ReplyDelete
  20. Pemahaman tentang bullying ini emang seharusya kita tanamkan sejak dini, diteruskan oleh guru di sekolah dan selalu diingatkan ya kak... saya masih melihat anak anak yang masih kecik membully temannya... saya khawatir itu membekas di korban, dan akan berlanjut pada pelakunya hingga dewasa

    ReplyDelete
  21. Aku tahu rasanya bullying, karena pernah merasakan. Iya sih kadang maksudnya bercanda dan kitanya malah dianggap baper, tapi rasanya tetap nggak enak. Lama menyembuhkan luka bullying ini, dan korban akan memakan korban seterusnya.

    ReplyDelete
  22. Kita sebagai orang tua pun harus benar² mengedukasi anak² kita, jangan sampai mereka justrus menjadi pelaku bullying. Kasih sayang dalam keluarga itu kunci utama membentuk karakter anak. Makasih bunda artikelmya lengkaaap menambah wawasan

    ReplyDelete

Post a Comment